Makalah Proses Berpikir Kreatif



BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Logika mempelajari hukum-hukum, patokan-patokan dan rumus-rumus berpikir. Karena itu kita hendaklah berhati-hati melihat persimpangan dengan logika. Berpikir adalah aktivitas yang dilakukan oleh seluruh manusia. Suatu aktivitas yang berhubungan erat dengan kerja akal. Akal manusialah yang menjadi salah satu alat menyerap pengetahuan, menemukan dan membedakan mana yang benar atau keliru.
Namun, manusia memiliki pengetahuan terbatas ataupun belum memaksimalkan fungsi akalnya terkadang terjebak pada kekeliruan atau kerancauan dalam berpikir. Hal ini wajar, karena akal bekerja berdasarkan hukum-hukum universal tertentu. Ketidaktaatan terhadap hukum-hukum universal dalam berpikir, menjadikan sesorang melakukan kekeliruan atau kesalahan. Dalam ungkapan yang lebih ekstrem, seseorang yang tidak menaati hukum berpikir dapatlah dikatakan sebagai seseorang yang tidak rasional (irrasional).
Orang kemudian mengenal hukum-hukum berpikir rasional yang universal itu dengan istilah logika. Suatu istilah yang diperkenalkan oleh Aristoteles, filsuf Yunani kuno. Di dunia Arab (Islam), logika kemudian populer dengan istilah Mantiq. Dan kekeliruan berpikir adalah salahsatu bagian penting yang dibahas dalam studi tentang logika.
Bagi setiap orang, apalagi kaum cendekiawan, menghindari melakukan kekeliruan dalam berpikir ini menjadi suatu keharusan, sebab dari proses berpikirlah kehidupan, budaya, tradisi, bahkan sebuah peradaban dibangun. Bukankah peradaban yang berakar dan dibangun dari cara berpikir yang salah akan menyengsarakan manusia. Jalaludin Rahmad, cendekiawan muslim Indonesia itu bahkan menempatkan kekeliruan berpikir sebagai salah satu penghambat pertama dan utama proses rekayasa sosial dalam masyarakat.
Ciri-ciri berpikir filsafat:[1]
1.      Berpikir radikal
Berfilsafat berarti berpikir secara radikal. Filsuf adalah pemikir yang radikal. Karena secara radikal, ia tidak akan pernah terpaku hanya pada fenomena entitas tertentu. Ia tidak akan pernah berhenti hanya pada suatu wujud realitas tertentu. Keradikalan berpikirnya itu senantiasa mengorbankan hasratnya untuk menemukan akar seluruh kenyataan. Berpikir radikal tidak berarti mengubah, membuang, atau menjungkirbalikkan segala sesuatu, melainkan dalam arti yang sebenarnya, yaitu berpikir secara mendalam untuk mencapai akar permasalahan. Berpikir radikal justru hendak memperjelas realitas lewat penemuan serta pemahaman akan akar realitas itu sendiri.
2.      Mencari asas
Filsafat bukan hanya mengacu kepada bagian tertentu dari realitas, melainkan kepada keseluruhannya. Dalam memandang keseluruhan realitas, filsafat senantiasa berupaya mencari asas yang paling hakiki dari keseluruhan realitas. Seorang filsuf akan selalu berupaya untk menemukan asas yang paling hakiki. Mencari asas berarti juga berupaya menemukan sesuatu yang menjadi esensi realitas. Dengan menemukan esensi suatu realitas, maka realitas itu dapat diketahui dengan pasti dan menjadi jelas. Dan mencari asas adalah salah satu sifat dasar filsafat.
3.      Memburu kebenaran
Filsuf adalah pemburu kebenaran. Kebenaran yang diburunya adalah kebenaran hakiki tentang seluruh realitas dan setiap hal yang dapat dipersoalkan. Oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa berfilsafat berarti memburu kebenaran tentang segala sesuatu. Upaya memburu kebenaran itu adalah demi kebenaran itu sendiri, dan kebenaran yang diburu adalah kebenaran yang lebih meyakinkan serta lebih pasti.
4.      Mencari kejelasan
Salahsatu penyebab lahirnya filsafat ialah keraguan. Untuk menghilangkan keraguan diperlukan kejelasan. Ada filsuf yang mengatakan bahwa berfilsafat berupaya mendapatkan kejelasan dan penjelasan mengenai seluruh realitas.
5.      Berpikir rasional
Berpikir secara radikal, mencari asas, memburu kebenaran dan mencari kejelasan tidak mungkin dapat berhasil dengan baik tanpa berpikir secara rasional. Berpikir secara rasional berarti berpikir logis, sistematis dan kritis. Berpikir logis adalah bukan hanya sekedar menggapai pengertian-pengertian yang dapat diterima oleh akal sehat, melainkan agar sanggup menerima kesimpulan dan mengambil keputusan yang tepat dan benar dari premis-premis yang digunakan.
Berpikir kreatif adalah menemukan cara baru yang lebih baik untuk mengerjakan segala sesuatu (Schwartz, 2007). Tahapan berpikir kreatif yaitu tahap persiapan, inkubasi, iluminasi, evaluasi dan revisi. Melatih untuk berpikir kreatif dapat dilakukan dengan optimis dalam bertindak, meninggalkan cara berpikir konservatif, menghindari pola berpikir gengsi, menjaga kuantitas dan kualitas pekerjaan, tidak malu bertanya dan menjadi pendengar yang baik.
Surajiyo (2009:105) mengatakan kesesatan penalaran dapat terjadi pada siapa saja, bukan karena kesesatan dalam fakta-fakta, tetapi dari bentuk penarikan  kesimpulan yang sesat karena tidak dari premis-premis yang menjadi acuannya.
Sesat pikir terbagi menjadi beberapa jenis, antara lain sesat pikir karena bahasa, sesat pikir formal dan sesat pikir material. Salah satu strategi menghindari sesat pikir, yaitu dengan menghindari sumber penyebabnya. Sumaryono (1999:21) dan Surajiyo (2009:115) mendeskripsikan sesat pikir pada hakikatnya merupakan jebakan bagi proses penalaran kita.

B.     Rumusan Masalah
1.         Apa yang dimaksud dengan berpikir kreatif?
2.         Mengapa harus berpikir kreatif?
3.         Apa yang dimaksud dengan sesat fikir?
4.         Bagaimana fenomena sesat pikir dan apa sajakah jenis-jenis sesat pikir?

C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui yang dimaksud dengan berpikir kreatif.
2.      Untuk mengetahuimengapa harus berpikir kreatif
3.      Untuk mengetahui yang dimaksud dengan sesat pikir.
4.      Untuk mengetahui fenomena sesat pikir dan jenis-jenis berpikir.


BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Berpikir Kreatif
Berpikir kreatif adalah menemukan cara baru yang lebih baik untuk mengerjakan segala sesuatu (Schwartz, 2007). Tentunya sebagai pusat kendali dari berpikir kreatif adalah otak manusia yang beratnya tidak lebih dari 1,5 kg namun merupakan pusat berpikir, berperilaku, serta pusat emosi manusia yang mencerminkan seluruh dirinya (selfhood), kebudayaan, kejiwaan, serta bahasa dan ingatan. Yang tentunya perlu didukung oleh rasa percaya diri, kreativitas dan gairah, serta mempunyai keyakinan bahwa masa depan akan gilang-gemilang.[2]

1.      Tahapan Proses Berfikir Kreatif
a.       Tahap persiapan: seorang pemikir atau creator memformulasikan masalahnya dan mengumpulkan semua fakta dan data yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah yang kadang-kadang meski telah lama berkosentrasi pemecahan masalah belum juga muncul.
b.      Tahap inkubasi: Pemikir mengalihkan perhatian dari persoalan yang sedang dihadapinya, dimana tahap ini ide ide yang mencampuri dan mengganggu cenderung menghilang, sementara pengalaman baru dapat menambah kunci bagi pemecahan masalah.
c.       Tahap iluminasi: pemikir mengalami insight atau tiba-tiba muncul pemecahan masalah muncul dengan sendirinya.
d.      Tahap evaluasi: evaluasi yang dilakukan setelah adanya pemecahan masalah dengan tujuan untuk menilai sudah tepat atau belum, apabila belum maka kembali lagi ke tahap awal.
e.       Tahap revisi: apabila cara permasalahan telah tepat  atau mungkin perlu penyesuaian dan perbaikan-perbaikan di sana-sini maka pada tahap revisi ini merupakan perbaikan masalah agar menjadi lebih tepat.

2.      Melatih Berpikir Kreatif
a.     Optimis dalam bertindak
Mulailah berpikir optimis bahwa sesuatu pekerjaan yang akan dihadapi "pasti" bisa dilakukan dan bukan "mungkin" bisa dilakukan. Pola berpikir seperti itu melatih kita untuk tidak menyerah dan bertanggung jawab untuk harus "bisa" dilakukan. Kita menjadi lebih berani untuk masuk ke dalam suatu tantangan dan melatih memeras otak untuk dapat mewujudkan tekad.
b.   Tinggalkan Cara Berpikir Konservatif
Berani mencoba adalah awal mula keberhasilan. Sesuatu yang tampaknya tidak mungkin, pada kenyataannya akan berbicara lain setelah satu langkah penting, yaitu mencoba. Kekhawatiran terhadap suatu perubahan adalah musuh terbesar bagi orang yang berpikir kreatif. Bagi kaum konservatif perubahan adalah tabu, yang menjadikan mereka khawatir mengalami kerugian, bahkan dianggap ancaman karena telah terbiasa nyaman dan menguntungkan dengan keadaan yang lama. Mulailah berpikir dinamis, inovatif hingga terbiasa dengan pola berpikir yang efisien. Selalulah terbuka terhadap segala macam masukan yang merupakan bahan mentah yang bisa kita olah menjadi sesuatu yang baru, inovatif dan kreatif.
Jadi tak ada kamusnya bagi orang yang berpikir kreatif harus berdiam diri, tetapi harus proaktif dalam arti menjemput bola dalam menghadapi sesuatu.  Berbuat proaktif berarti membuat diri bebas memilih dalam bertindak, tentunya dengan perhitungan yang matang. Cobalah lakukan hal-hal baru yang belum pernah dicoba untuk memperkaya diri kita hingga mendapatkan suatu pengalaman.
c.         Hindarkan Pola Berpikir "Gengsi"
Seperti halnya pola pikir konservatif, gengsi adalah penghambat besar untuk orang-orang yang ingin berpikir kreatif. Wajar memang orang merasa malu melakukan hal-hal yang sepertinya bukan merupakan levelnya. Namun tentunya kita lebih mengagumi seseorang yang berani action dengan segera dari pada orang yang hanya jalan di tempat sambil menunggu kesempatan menghampiri tanpa berbuat apa-apa hanya karena gengsi melakukan yang dalam pikirannya "memalukan" atau sepele. Perlu disadari, sesuatu yang besar dimulai dari yang kecil atau sederhana.
Teknologi sekarang yang sedemikian canggih, dulunya dimulai dari para penemu-penemu dunia yang pada saat langkah awal mereka terkadang menjadi bahan tertawaan dan cemoohan orang. Bahkan jika kita pelajari biografi para konglomerat dunia, termasuk negeri kita, mereka memulai langkah awal dengan hal-hal yang menurut kita gengsi dilakukan. Jadi perkokoh mental kita untuk tidak gengsi atau malu karena tidak ada yang akan mencibir apabila apa yang kita lakukan adalah sesuatu yang positif, inovatif dan kreatif.
d.        Menjaga Kuantitas dan Kualitas Pekerjaan
Sudah saatnya berpikir bahwa suatu pekerjaan atau teknologi akan selalu berubah ke arah yang lebih baik dan efisien. Kita pun yang ingin berpikir kreatif jangan cepat merasa puas dengan hasil yang ada. Kemungkinannya adalah perbaiki cara yang ada dengan yang lebih efisien, walaupun masih memberikan hasil yang sama, namun langkah efisien sudah memberikan poin positif. Kemungkinan lain adalah cara yang efisien memberikan hasil yang lebih baik.
Dua kemungkinan yang sama-sama luar biasa. Sebaliknya, semakin cepat merasa puas berarti menutup diri terhadap pekerjaan lain yang dapat memperkaya perkembangan pemikiran, berarti tidak membuka tantangan baru, tidak tertuntut untuk berpikir cerdas dan kreatif.
Kualitas yang baik mencerminkan keterampilan dalam bekerja, dan bekerja dengan baik mencerminkan kualitas kita dalam berpikir. Semakin tinggi kualitas hasil kerja, semakin tinggi kualitas dalam berpikir.
e.         Tidak Malu Bertanya
Bertanya bukan berarti bodoh, rasa ingin tahu yang besar berarti semakin melatih pikiran untuk menjalin pola-pola masalah yang dipertanyakan menjadi suatu bentuk yang merupakan jawaban. Jadikan bertanya sebagai sarana mengembangkan daya kreativitas pikiran. Dengan bertanya, pemikiran kita akan bertemu dengan pemikiran orang lain yang dapat memperkaya cakrawala berpikir dan dapat menghilangkan kecerobohan bahwa "pikiran kitalah yang paling benar".
f.         Menjadi Pendengar yang Baik
Dalam menghadapi kesulitan hidup, semakin kaya seseorang relatif lebih tenang dibandingkan dengan yang serba kekurangan. Kekayaan bukan saja dalam hal harta, namun kekayaan informasi bisa mengalahkan ketenangan si kaya harta. Keterbukaan dalam menerima informasi melatih pikiran untuk merespons suatu masalah berdasarkan konsep-konsep pikiran yang kita miliki.
Menjadi pendengar yang baik berarti memahami betul maksud dari informasi yang diterima sehingga memberi kesempatan pada pikiran kita untuk melatih mengolah informasi tersebut dan merespons sesuai dengan yang dikehendaki dunia luar.

B.     Mengapa Harus Berpikir Kreatif
1.      Alasan Berpikir Kreatif
Adapun alasan seseorang harus kreatif dalam menjalani kehidupannya yaitu antara lain:[3]
a.         Hidup selalu berhadapan dengan masalah sehingga diperlukan adanya ide-ide kreatif untuk mengatasi dan memecahkan masalah.
b.        Persaingan tidak pernah berhenti sehingga harus selalu kreatif dalam menghasilkan ide-ide untuk membuat atau memperbaiki produk agar tetap unggul.
c.         Seringkali yang membedakan seseorang dengan yang lain adalah kreativitas dirinya dalam hal mencari solusi, menghasilkan ide-ide terobosan dalam menjalankan tugas.
d.        Orang kreatif tidak menyerah menyerah, karena selalu memiliki solusi alternatif.

2.      Hambatan dalam Berpikir Kreatif
Untuk mengembangkan berpikir kreatif dalam upaya untuk memecahkan permasalahan dapat dilakukan dengan cara menanggulanginya secara langsung dan menyadari pengaruh-pengaruh yang menghambat proses pemecahan masalah  untuk kemudian menyingkirkannya dan akhirnya meniadakan hambatan-hambatan tersebut, jadi yang utama adalah menyadari hal-hal yang menghambat diri kita untuk menciptakan ide-ide baru.
Terdapat  6 (enam) hambatan dalam berpikir kreatif, yaitu:[4]
a.       Hambatan yang Dibuat Sendiri
Menafsirkan sesuai peraturan–peraturan kaku yang telah mendarah daging dalam diri kita sehingga tidak flexible dalam berpikir dan tidak melihat kemungkinan-kemungkinan penyelesaian lainnya.  Kita terpaku pada satu jawaban karena pandangan kita sendiri.
b.      Hambatan Untuk Tidak Berusaha Menantang Kenyataan
Terlalu sering menerima hal-hal yang kita lihattanpa berusaha memeriksa kebenaran cara kita melihat atau tanpa mempersoalkan mengapa demikian.
c.       Hambatan Mencari Jawaban Tungggal yang Tepat
Seringkali terbelenggu dengan anggapan bahwa suatu persoalan hanya memiliki satu jawaban tunggal yang tepat sehingga cenderung memberikan suatu jawaban yang paling lazim atau memberikan jawaban yang kita perkirakan diinginkan oleh si penanya.
d.      Hambatan Karena Kelaziman
Terjadi karena kita sidah terbiasa memberikan jawaban yang paling lazim yang diberikan oleh kebanyakan orang yaitu jawaban konvensional.  Banyak orang yang tidak berani memberikan jawaban orisional yang lain dari yang lain (tidak lazim) karena takut dianggap aneh oleh orang lain. Orang kreatif selalu berusaha untuk mencari kemungkinan-kemungkinan pemecahan lainnya disamping jawaban yang paling lazim.
e.       Hambatan Untuk Memberi Penilaian Terlalu Cepat
Orang yang terlalu berpikir analitis sering cenderung terlalu cepat memberikat penilaian  sehingga mematikan suatu ide sebelum muncul atau berkembang.
f.       Hambatan Takut Dianggap Bodoh
Tidak mau memberanikan diri untuk mengemukakan ide-ide karena takut dianggap bodoh oleh orang lain.  Senang mencari aman dengan berdiam diri daripada memberikan suatu gagasan yang mungkin akan ditertawakan atau diejek oleh orang lain.

C.    Sesat Pikir
1.      Pengertian Sesat Pikir
Sumaryono (1999:9) memberikan pengertian sesat pikir adalah proses penalaran atau argumentasi yang sebenarnya tidak logis, salah arah dan menyesatkan, suatu gejala berpikir yang salah yang disebabkan oleh pemaksaan prinsip-prinsip logika tanpa memperhatikan relevansinya.
Surajiyo (2009:105) mengatakan kesesatan penalaran dapat terjadi pada siapa saja, bukan karena kesesatan dalam fakta-fakta, tetapi dari bentuk penarikan  kesimpulan yang sesat karena tidak dari premis-premis yang menjadi acuannya. Sesat pikir dapat terjadi ketika menyimpulkan sesuatu lebih luas dari dasarnya.
Sesat pikir sebagai proses penalaran atau argumentasi yang tidak ketemu, atau salah arah pada sasaran yang dimaksudkan. Walaupun proses berpikir semacam ini menyesatkan, tetapi hal ini juga sering dilakukan. Atas dasar inilah maka dipandang perlu untuk mengetahui lebih lanjut sumber, jenis-jenis dan latar belakang terjadinya proses sesat pikir tersebut.[5]

2.      Fenomena Sesat Pikir
Sumaryono (1999:9) term “kepalsuan” dapat dipergunakan dalam berbagai kemungkinan. Yang paling lazim, term tersebut dipergunakan untuk menggambarkan gagasan yang keliru atau keyakinan yang salah. Dalam logika, term tersebut dipergunakan dalam arti yang lebih sempit, yaitu palsu berarti keliru dalam menalar atau dalam berargumen.
Motivasi pokok seseorang menyusun sebuah argumen adalah untuk membuktikan bahwa kesimpulan yang ia peroleh dalam menalar adalah benar. Sebuah argumen ada kemungkinan gagal dalam memanuhi tujuan tersebut.
Ada dua kemungkinan kegagalan argumen.
a.       Kegagalan dapat terjaddi karena suatu argumen memuat premis yang terbentuk dari proposisi yang keliru, maka argumen tersebut akan gagal dalam menempatkan kebenaran konklusinya.
b.      Kegagalan dapat terjadi karena suatu argumen ternyata memuat premis-premis yang tidak berhubungan deengan konklusi yang akan dicari. Di sini logika berperanan penting, sebuah argumentasi yang premis-premisnya tidak berhubungan dengan kesimpulannya merupakan argumen yang “sesat” sekalipun semua premisnya itu mungkin benar. Di dalam jenis kegagalan yang kedua inilah terdapat apa yang disebut sesat pikir.

3.         Jenis-jenis Sesat Pikir
Rapart (1996:92) mengemukakan pada umumnya sesat pikir di bagi ke dalam tiga jenis, yaitu sesat pikir karena semantik (bahasa), sesat pikir formal dan sesat pikir material.[6]
a.       Sesat Pikir Karena Bahasa
Sesat pikir karena bahasa dapat terjadi karena kesalahan semantik (bahasa), sebagai berikut:
v  Menggunakan term ekuivokal
Term ekuivokal adalah term yang memiliki makna ganda, misalnya jarak dapat berarti ruang sela antara benda atau tempat, tetapi dapat juga berarti pohon yang sering ditanam sedemikian rupa dan berfungsi sebagai pagar. Sesat pikir yang disebabkan oleh penggunaan term ekuivokal disebut sesat pikir ekuivokasi (fallacyofequivocation).
v  Menggunakan term metaforis
Term metaforis adalah kata atau sekelompok kata yang digunakan bukan dalam arti yang sebenarnya. Misalnya: Pemuda adalah tulang punggung  negara. Sesat pikir yang disebabkan oleh penggunaan term metaforis disebut sesat pikir metaforisasi  (fallacyofmetaphorization).
v  Menggunakan aksen yang membedakan arti suatu kata
Ada kata-kata yang apabila aksennya diubah akan memiliki arti yang berbeda. Misalnya apel, jika tekanan terletak pada huruf “a” artinya ialah pohon/buah  apel, tetapi jika tekanan terletak pada suku kata “pel”, artinya ialah apel  bendera, dan sebagainya. Sesat pikir yang terjadi karena aksen disebut sesat pikir aksen (fallacyofaccent).
v  Menggunakan kontruksi kalimat bermakna ganda
Kalimat yang bermakna ganda disebut amfiboli (amphyboly). Amfiboli  terjadi apabila sebuah kalimat disusun sedemikian rupa sehingga arti kalimat itu dapat ditafsirkan secara berbeda-beda. Contoh: Ali mencintai kekasihnya dan demikian pula saya. Kalimat itu bisa berarti Ali mencintai kekasihnya dan saya juga mencintai kekasih ali. Atau bisa juga berarti Ali mencintai kekasihnya dan saya mencintai kekasih saya.
b.      Sesat Pikir Formal
Sesat pikir formal terjadi karena melanggar ketentuan-ketentuan yang berlaku bagi bentuk (form) penalaran yang sahih. Jenis-jenis sesat pikir formal adalah sebagai berikut.
v  Sesat pikir empat term (fallacyofforterms)
Bentuk silogisme yang sahih ialah silogisme yang hanya memiliki tiga term yang masing-masing disebut dua kali. Apabila dalam sebuah silogisme terdapat empat term, benntuk silogisme itu tidak sahih. Hal itu melanggar ketentuan pertama mengenai term-term silogisme (lihat ketentuan mengenai term-term silogisme).
v  Sesat pikir proses tak sah (fallacyofillicitprocess)
Sesat pikir yang terjadi karena term premis tidak berdistribusi tetapi term konklusi berdistribusi. Hal ini melanggar ketentuan keempat mengenai term-term silogisme.
v  Sesat pikir term tengah tak berdistribusi (fallacyofundistributed)
Sesat pikir yang terjadi karena term tengah tidak berdistribusi, padahal untuk memeperoleh konklusi yang benar term tengah sekurang-kurang satu kali berdistribusi. Hal ini melanggar ketentuan ketiga mengenai term-term silogisme (lihat ketentuan mengenai term-term silogisme).
v  Sesat pikir dua premis negatif (fallacyoftwonegativepremises)
Sesat pikir ini terjadi karena menarik konklusi dari dua buah premis negatif pada hal dari dua premis negatif tidak dapat ditarik konklusi yang benar. Hal itu melanggar ketentuan kedua dari ketentuan-ketentuan menganai premis-premis.
c.       Sesat Pikir Material
Sesat pikir material ialah sesat pikir yang terjadi bukan karena bahasa atau bentuk penalaran yang tidak sahih, melainkan yang terjadi pada materi atau isi penalaran itu sendiri. Surajiyo (2009:111) menyebutnya sebagai kesesatan relevansi. Sesat pikir macam ini sering kali disengaja guna membangkitkan emosi atau mengalihkan perhatian seseorang ataupun sekelompok orang dari masalah yang dipersoalkan.
Hal seperti ini sering dipergunakan untuk memperdayakan lawan bicara. Cara penyajiannya yang sering meyakinkan, tetapi faktanya justru sangat kabur ataupun bukan yang sedang dibahas. Jadi, kesesatan relevansi timbul kalau  orang menurunkan suatu kesimpulan yang tidak relevan dengan premisnya, artinya secara logis kesimpulan tidak terkandung atau tidak merupakan implikasi dari premisnya.
Jenis-jenis sesat pikir material adalah sebagai berikut:
v  Argumen terhadap orangnya (Argumentumadhominem)
Sesat pikir ini terjadi karena argumentasi yang diberikan tidak tertuju kepada persoalan yang sesungguhnya, tetapi terarah kepada pribadi orang yang menjadi lawan bicara
v  Argumen untuk mempermalukan (Argumentumadverecundiam)
Sesat pikir ini terjadi karena agumentasi yang diberikan memang sengaja tidak terarah kepada persoalan yang sesungguhnya, tetapi dibuat sedemikian rupa untuk membangkitkan perasaan malu si lawan bicara.
Contoh: “Jika Anda benar-benar seorang pembela kebenaran, anda pasti akan membenarkan saya karena apa yang saya katakan selalu benar.” Hal itu sering pula dilakukan oleh pemasang iklan Misalnya: “Orang yang benar-benar bijaksana adalah orang yang selalu menggunakan produk kami.”
v  Argumen berdasarkan kewibawaan (Argumentumauctoritatis)
Dalam suatu diskusi, tiba-tiba seseorang mengatakan demikian: “Saya yakin apa yang dikatakan beliau adalah baik dan benar karena beliau adalah seorang pemimpin yang beliau seorang tokoh yang sangat dihormati dan seorang doktor yang jenius.”  Jelas terlihat bahwa argumen yang dikemukakan oleh orang tersebut tidak berdasarkan penalaran sebagaimana mestinya, tetapi didasarkan pada kewibawaan si pembicara terdahulu, sesat pikir seperti itu yang perlu dihindari.
v  Argumen ancaman (Argumentumadbaculum)
Argumen ancaman mendesak orang untuk menerima suatu konklusi tertentu dengan alasan bahwa jika menolak akan membawa akibat yang tidak diinginkan.
v  Argumen belas kasihan (Argumentumadmisericordiam)
Sesat pikir ini sengaja terarah untuk membangkitkan rasa belas kasihan si lawan bicara dengan tujuan untuk memperoleh pengampunan.
v  Argumen demi rakyat (Argumentum ad populum)
Argumen ini dibuat untuk menghasut massa, rakyat, kelompok untuk membakar emosi mereka dengan alasan bahwa pemikiran yang melatarbelakangi suatu usul atau program adalah demi kepentingan rakyat atau kelompok itu sendiri. Argumen ini bertujuan untuk memperoleh dukungan aatau membenarkan tindakan si pembicara.
v  Argumen ketidaktahuan (Argumentum ad ignorantiam)
Apabila kita memastikan bahwa sesuatu itu tidak ada karena kita tidak mengetahu apa pun juga mengenai sesuatu itu, hal itu adalah sesat pikir. Belum tentu bahwa apa yang tidak diketahui itu benar-benar tidak ada. Sesat pikir yang demikian disebut argumentum ad ignorantiam.

4.       Strategi  Menghindari Sesat Pikir
Istilah strategi adalah suatu akal pikiran untuk mencapai sesuatu yang dimaksud. Strategi di sini, diartikan sebagai suatu akal pikiran untuk menghindari penalaran yang tidak logis atau salah arah, menjadi penalaran untuk mencapai sesuatu yang dimaksud.[7]
Salah satu strategi menghindari sesat pikir, yaitu dengan menghindari sumber penyebabnya. Sumaryono (1999:21) dan Surajiyo (2009:115) mendeskripsikan sesat pikir pada hakikatnya merupakan jebakan bagi proses penalaran kita. Seperti halnya rambu-rambu lalu lintas dipasang sebagai peringatan bagi para pemakai jalan di bagian-bagian yang rawan kecelakaan, maka rambu-rambu sesat pikir ditawarkan kepada kita agar kita jeli dan cermat terhadap kesalahan-kesalahan dalam menalar, juga agar kita mampu mengidentifikasi dan menganalisis kesalahan-kesalahan tersebut sehingga mungkin kita akan selamat dari penalaran palsu. Oleh Karena itu, untuk menghindari kesesatan penalaran dengan berhati-hati terhadap sumber-sumber sesat pikir misalnya dengan menghindari kesalahan semantik atau bahasa, senantiasa melakukan penyimpulan sesuai ketentuan silogisme yang benar dan bersikap kritis terhadap setiap argumen.
Dalam hal ini, peneliti terhadap peranan bahasa dan penggunaannya merupakan hal yang sangat menolong dan penting. Realisasi keluwesan dan keanekaragaman penggunaan bahasa dapat dimanfaatkan untuk memperoleh konklusi yang benar dari sebuah argumen.
Sesat pikir karena ambiguitas kata atau kalimat terjadi secara sangat “halus”. Banyak kata yang menyebabkan kita mudah tergelincir karena banyak kata yang memiliki rasa dan makna yang berbeda-beda. Untuk menghindari terjadinya sesat pikir tersebut, kita harus mengupayakan agar setiap kata atau kalimat memiliki makna yang tegas dan jelas. Untuk itu kita harus dapat mendefinisikan setiap kata atau term yang dipergunakan.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Berpikir kreatif adalah menemukan cara baru yang lebih baik untuk mengerjakan segala sesuatu (Schwartz, 2007). Tahapan berpikir kreatif yaitu tahap persiapan, inkubasi, iluminasi, evaluasi dan revisi. Melatih untuk berpikir kreatif dapat dilakukan dengan optimis dalam bertindak, meninggalkan cara berpikir konservatif, menghindari pola berpikir gengsi, menjaga kuantitas dan kualitas pekerjaan, tidak malu bertanya dan menjadi pendengar yang baik.
Sumaryono (1999:9) memberikan pengertian sesat pikir adalah proses penalaran atau argumentasi yang sebenarnya tidak logis, salah arah dan menyesatkan, suatu gejala berpikir yang salah yang disebabkan oleh pemaksaan prinsip-prinsip logika tanpa memperhatikan relevansinya.
Surajiyo (2009:105) mengatakan kesesatan penalaran dapat terjadi pada siapa saja, bukan karena kesesatan dalam fakta-fakta, tetapi dari bentuk penarikan  kesimpulan yang sesat karena tidak dari premis-premis yang menjadi acuannya.
Sesat pikir terbagi menjadi beberapa jenis, antara lain sesat pikir karena bahasa, sesat pikir formal dan sesat pikir material. Salah satu strategi menghindari sesat pikir, yaitu dengan menghindari sumber penyebabnya. Sumaryono (1999:21) dan Surajiyo (2009:115) mendeskripsikan sesat pikir pada hakikatnya merupakan jebakan bagi proses penalaran kita.






DAFTAR PUSTAKA

Firman. 2013. Sesat Pikir. Diakses dari http://firman25.blogspot.co.id/2013/09/sesat-pikir.htmlpada Hari Selasa, 4 Oktober 2016 pukul 10.35 WIB
Isamas. 2010. Mengapa Harus Berpikir Kreatif. Diakses dari http://isamas54.blogspot.co.id/2010/08/mengapa-harus-berfikir-kreatif.htmlpada Hari Selasa, 4 Oktober 2016 pukul 10.30 WIB
List. 2008. Kesalahan Dalam Berpikir. Diakses dari https://list10.wordpress.com/2008/06/12/kesalahan-dalam-berpikir/pada Hari Selasa, 4 Oktober 2016 pukul 10.40 WIB
Maksum, Ali. 2011. Pengantar Filsafat. Jogjakarta. Ar-Ruzz Media.


[1]AliMaksum. Pengantar Filsafat.  (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011) hlm. 27
[2]Isamas. Mengapa Harus Berpikir Filsafat. Diakses dari http://isamas54.blogspot.co.id/2010/08/mengapa-harus-berfikir-kreatif.htmlpada Hari Selasa, 4 Oktober 2016 pukul 10.30 WIB

[3]Isamas. Mengapa Harus Berpikir Filsafat. Diakses dari http://isamas54.blogspot.co.id/2010/08/mengapa-harus-berfikir-kreatif.htmlpada Hari Selasa, 4 Oktober 2016 pukul 10.30 WIB
[4]Isamas. Mengapa Harus Berpikir Filsafat. Diakses dari http://isamas54.blogspot.co.id/2010/08/mengapa-harus-berfikir-kreatif.htmlpada Hari Selasa, 4 Oktober 2016 pukul 10.30 WIB
[5]Firman. Sesat Pikir. Diakses dari http://firman25.blogspot.co.id/2013/09/sesat-pikir.htmlpada Hari Selasa, 4 Oktober 2016 pukul 10.35 WIB
[6]List. Kesalahan Dalam Berpikir. Diakses dari https://list10.wordpress.com/2008/06/12/kesalahan-dalam-berpikir/pada Hari Selasa, 4 Oktober 2016 pukul 10.40 WIB
[7]Firman. Sesat Pikir. Diakses dari http://firman25.blogspot.co.id/2013/09/sesat-pikir.htmlpada Hari Selasa, 4 Oktober 2016 pukul 10.35 WIB

Komentar

  1. LegendaPelangi

    Nikmati Bonus-Bonus Menarik Yang Bisa Anda Dapatkan Di Situs Kami
    LegendaPelangi.com Situs Resmi, Aman Dan Terpercaya ^^

    Keunggulan SANGLEGENDARIS :
    - Tingkat Persentase Kemenangan Yang Besar
    - Kartu Anda Akan Lebih Bagus
    - Bonus TurnOver Atau Cashback Terbesar Di Bagikan Setiap 5 Hari Sekali
    - Bonus Special Referral Dan Extra Refferal Seumur Hidup
    - Minimal Deposit & Withdraw Hanya 20.000,-
    - Tidak Ada Batas Untuk Melakukan Withdraw/Penarikan Dana
    - Pelayanan Yang Ramah Dan Memuaskan
    - Dengan Server Poker-V Yang Besar Beserta Ribuan pemain Di Seluruh Indonesia,
    - LegendaPelangi Pasti Selalu Ramai Selama 24 Jam Setiap Harinya.
    - Permainan Menyenangkan Dengan Dilayani Oleh CS cantik, Sopan, Dan Ramah.

    Kami Hadirkan 7 Permainan 100% FairPlay :

    - Domino99
    - BandarQ
    - Poker
    - AduQ
    - Capsa Susun
    - Bandar Poker
    - Sakong Online

    Fasilitas BANK yang di sediakan :

    - BCA
    - Mandiri
    - BNI
    - BRI
    - Danamon

    Ayo buktikan sendiri dan menangkan jutaan rupiah hanya bermain di Legendapelangi.com bossss :)

    Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami
    - BBM : 2AE190C9
    - loginsite : legendapelangi.com

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Evaluasi dan Pengendalian

makalah SPT Tahunan